Kebangkitan Kristus Tak Cukup Meyakinkan Dunia


Kesulitan yang dialami Yesus dalam menerangkan hal-hal yang sifatnya surgawi kepada orang-orang Yahudi, yang dalam Yohanes 3:7-15, diwakili oleh Nicodemus juga sering kita temui sekarang. Banyak orang yang tidak begitu saja percaya pada kehidupan kekal, kebangkitan badan, atau keselamatan kekal. Bahkan meski mereka itu sudah dibaptis baik dalam gereja Protestan maupun Katolik.

Misalnya saja, banyak orang hingga kini tidak seratus persen yakin bahwa hosti suci yang sudah dikonsekrir adalah benar-benar Tubuh Kristus. Atau pengampunan dosa yang diberikan Imam pada saat Sakramen Tobat atau absolusi pada saat ibadat khususnya Ekaristi itu benar-benar nyata. Dan masih banyak contoh hal-hal surgawi lain yang bagi manusia zaman ini tidak masuk dalam akal dan pikiran mereka.

Manusia zaman kini terlalu banyak diracuni oleh ‘racun akal budi’ yang berjalan secara membabi buta zaman ini. Semua yang tidak bisa dilihat dianggap tidak riil, tidak nyata, tidak ada. Suasana di negara-negara Eropa menggambarkan hal ini. Banyak gereja sudah berubah fungsi menjadi kafe, restoran, dan tempat bisnis atau gedung kantoran. Tanda, orang sudah tidak lagi ke gereja.

Ini merembet ke negara-negara Arab. Dalam beberapa survei, salah satunya yang dilakukan BBC International pada 2019, disebutkan peningkatan persentase penduduk yang tidak beragama, dari awalnya hanya 8% pada 2013 menjadi 13%.

Di Iran, dalam riset “Iranian’s Attitudes Toward Religion (2020)” terungkap bahwa 47% dari 40.000 responden mengaku telah beralih dari beragama menjadi ateis. Sementara di Turki, negara yang 99% berpenduduk Muslim, tercatat peningkatan jumlah ateis dalam kurun 10 tahun terakhir. Dalam laporan lembaga survey Konda pada 2019, ditemukan bahwa jumlah orang Turki yang mengaku menganut Islam telah turun dari 55% menjadi 51%.

Sedangkan di Mesir, mengutip Deutsche Welle, Universitas Al-Azhar Kairo pada 2014 juga melakukan survei tentang topik serupa. Hasilnya menunjukkan bahwa 10,7 juta dari 87 juta penduduk Mesir mengaku menjadi ateis, mencapai 12,3% dari keseluruhan populasi.Hal sama juga terjadi di Arab Saudi. Mengutip laporan “Saudi Arabia 2021 International Religious Freedom Report (2021)” tercatat ada 224 ribu yang memilih tidak beragama, baik ateis atau agnostik.

“Penurunan ini bukan beralih ke agama lain tetapi menjadi ateis,” bunyi laporan itu.

Tuhan Senyatanya Selalu Hadir
Namun sebenarnya kalau kita amati, banyak kejadian yang dialami orang per orang yang justru menunjukkan bahwa keberadaan Tuhan itu sungguh nyata. Bukan menjadi sebuah berita yang besar karena itu pengalaman individual yang mungkin akan sulit dibuktikan secara ilmiah, namun justru menguatkan peran serta Tuhan Allah dalam dunia ini, dalam hidup masing-masing orang.

Kalau begitu sebenarnya ada sesuatu yang hilang atau putus di sini. Menurut saya, yang hilang itu adalah kemampuan kita untuk semakin peka melihat tanda-tanda dan jejak-jejak kehadiran Allah yang bangkit dan masih berkarya hingga kini. Di sinilah pentingnya eksamen.

Kalau ada cerita bahwa banyak doa dikabulkan, itu bisa saja menjadi bukti. Kalau ada kisah dimana seseorang mengalami kesembuhan dari penyakit berat setelah berdoa sungguh-sungguh, itu juga bukti. Ada juga yang bercerita bahwa dia diselamatkan dari bahaya tertentu padahal kalau dipikir secara logis, tidak mungkin bisa. Itu juga bukti penyertaan Tuhan. Kisah lain ada yang menyebutkan bahwa orang tersebut merasa dibimbing untuk mengenal Tuhan yang menyelamatkannya meski dia pernah menolak Tuhan Yesus.

Kisah-kisah kecil itu berserak di mana saja. Orang mungkin banyak yang enggan berkisah kepada yang lain karena bisa jadi dianggap aneh atau mengada-ada. Ya, karena manusia zaman kini sudah terbiasa berpikir materialis (yang nyata itulah yang kelihatan). Padahal, banyak hal yang tidak kelihatan, tapi benar-benar nyata. Seperti kisah-kisah kecil tadi.

Rupanya, kebangkitan Kristus tidak cukup membuat dunia ini yakin begitu saja bahwa Allah sungguh nyata, riil, hadir dalam kehidupan manusia. Karena itu, tugas kita semua sebagai pengikut Kristus yang telah diselamatkan berkat kurban salibNya, mewartakan kabar keselamatan kepada siapa saja. Sama seperti yang dilakukan para Rasul dahulu. Sekarang, kita juga mesti berkolaborasi dengan Allah untuk menyatakan kehadiranNya yang nyata dalam hidup kita sehari-hari.

Semoga energi kebangkitan Kristus menguatkan kita untuk selalu bersemangat dan berkobar dalam mewartakan kasih Allah kepada siapa saja. Tuhan memberkati. Amin

Leave a comment